Uncategorized

Presiden Filipina Minta Seluruh Menteri Mengundurkan Diri Setelah Pemilu, Ada Apa?

Pada 22 Mei 2025, Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr., mengeluarkan perintah yang mengejutkan: meminta seluruh menteri kabinetnya untuk mengundurkan diri. Langkah ini diambil setelah hasil pemilu menengah yang mengecewakan bagi pemerintahannya. Keputusan ini menandai upaya besar untuk merestrukturisasi pemerintah dan mengembalikan kepercayaan publik.


Latar Belakang Politik

Pemilu menengah Filipina pada Mei 2025 menunjukkan hasil yang tidak menguntungkan bagi koalisi yang mendukung Presiden Marcos. Aliansi yang sebelumnya kuat dengan keluarga Duterte, termasuk Wakil Presiden Sara Duterte, mengalami perpecahan. Sara Duterte mengundurkan diri dari posisi Menteri Pendidikan pada Juni 2024, menandakan ketegangan dalam hubungan politik mereka.

Selain itu, survei menunjukkan penurunan signifikan dalam tingkat persetujuan terhadap Presiden Marcos, yang turun dari 42% menjadi hanya 25%. Sementara itu, Wakil Presiden Duterte tetap populer dengan tingkat persetujuan mencapai 59%.


Alasan di Balik Permintaan Pengunduran Diri

Presiden Marcos menyatakan bahwa permintaan pengunduran diri ini merupakan langkah untuk “reset besar” dalam pemerintahan. Tujuannya adalah untuk “menyelaraskan kembali kabinet dengan prioritas publik dan meningkatkan kinerja pemerintahan.” Hanya menteri yang memenuhi harapan kinerja yang akan dipertahankan.

Langkah ini juga dipicu oleh ketidakpuasan publik terhadap penanganan inflasi dan isu-isu ekonomi lainnya. Meskipun tingkat inflasi saat ini berada dalam target bank sentral, ketidakpuasan terhadap kebijakan ekonomi pemerintah tetap tinggi.


Dampak Terhadap Pemerintahan dan Stabilitas Politik

Pengunduran diri massal menteri kabinet menciptakan kekosongan yang signifikan dalam struktur pemerintahan. Namun, pemerintah menegaskan bahwa layanan publik akan tetap berjalan tanpa gangguan.

Perombakan kabinet ini juga mencerminkan upaya Presiden Marcos untuk memperkuat posisinya menjelang pemilu presiden 2028. Dengan mengganti menteri yang dianggap tidak efektif, ia berharap dapat memperbaiki citra dan kinerja pemerintahannya.


Sejarah Serupa dalam Politik Filipina

Langkah Presiden Marcos mengingatkan pada peristiwa “Hyatt 10” pada tahun 2005, ketika sepuluh pejabat tinggi mengundurkan diri dan mendesak Presiden Gloria Macapagal Arroyo untuk mundur setelah skandal pemilu. Peristiwa ini menunjukkan bagaimana ketidakpuasan terhadap kepemimpinan dapat memicu perubahan besar dalam pemerintahan Filipina.


Kesimpulan

Permintaan Presiden Marcos agar seluruh menteri mengundurkan diri pasca pemilu menengah 2025 mencerminkan upaya untuk merestrukturisasi pemerintahan dan mengembalikan kepercayaan publik. Meskipun langkah ini berisiko, ia menunjukkan tekad untuk memperbaiki kinerja pemerintah dan menyiapkan diri menghadapi tantangan politik di masa depan.

Dengan perombakan kabinet yang sedang berlangsung, masa depan politik Filipina akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana Presiden Marcos dan penggantinya mengelola transisi ini dan merespons harapan rakyat.

Baca Juga : ETF Bitcoin Alami Arus Masuk Sepanjang 5 Minggu Berturut-turut

Related Articles

Back to top button