Pada Sabtu, 17 Mei 2025, Indonesia kembali diguncang dua gempa bumi tektonik yang terjadi di wilayah berbeda. Meskipun kedua gempa tersebut tidak berpotensi tsunami dan tidak menimbulkan kerusakan signifikan, peristiwa ini mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam.
Gempa di Kabupaten Jayapura, Papua
Gempa pertama terjadi pada pukul 06:23:58 WIB di wilayah Kabupaten Jayapura, Papua. Menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini memiliki magnitudo 3,6 dengan kedalaman 10 kilometer. Pusat gempa berada di laut, 32 km barat laut Kabupaten Jayapura, tepatnya pada koordinat 2,32 LS dan 140,29 BT.
Guncangan gempa dirasakan dengan intensitas II MMI (Modified Mercalli Intensity) di Genyem. Intensitas ini menunjukkan bahwa getaran gempa terasa oleh beberapa orang, terutama di dalam rumah. Meskipun demikian, tidak ada laporan mengenai kerusakan atau korban jiwa akibat gempa ini.
Gempa di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
Gempa kedua terjadi pada pukul 14:31:10 WIB di wilayah Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Gempa ini memiliki magnitudo 4,4 dengan kedalaman 11 kilometer. Pusat gempa berada di darat, 7 km tenggara Pernang, tepatnya pada koordinat 8,49 LS dan 117,10 BT.
Guncangan gempa dirasakan dengan intensitas III MMI di Sumbawa dan Sumbawa Barat. Intensitas ini menunjukkan bahwa getaran gempa terasa nyata di dalam rumah dan dapat membangunkan orang yang tertidur. Namun, tidak ada laporan mengenai kerusakan atau korban jiwa akibat gempa ini.

Potensi Gempa di Indonesia
Indonesia terletak di kawasan Cincin Api Pasifik, yang merupakan jalur aktivitas seismik paling aktif di dunia. Hal ini menjadikan Indonesia rawan terhadap berbagai bencana alam, termasuk gempa bumi. Menurut BMKG, Indonesia memiliki sekitar 295 sesar aktif yang tersebar dari Pulau Sumatera hingga Pulau Papua. Aktivitas sesar-sesar ini menjadi penyebab utama terjadinya gempa bumi di Indonesia.
Selain itu, Indonesia juga berada di pertemuan tiga lempeng tektonik utama, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Interaksi antar lempeng ini menyebabkan terjadinya aktivitas seismik yang dapat memicu gempa bumi.
Kesiapsiagaan Menghadapi Gempa Bumi
Meskipun gempa bumi tidak dapat diprediksi secara pasti, masyarakat dapat meminimalkan risiko dan dampaknya melalui kesiapsiagaan yang baik. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Memahami struktur bangunan: Pastikan bangunan tempat tinggal atau tempat kerja dibangun sesuai dengan standar tahan gempa. Bangunan yang kokoh dapat mengurangi risiko kerusakan saat gempa terjadi.
- Menyiapkan peralatan darurat: Sediakan perlengkapan darurat seperti senter, masker, obat-obatan, dan makanan serta air minum yang cukup untuk beberapa hari.
- Melakukan simulasi evakuasi: Rutin melakukan latihan evakuasi gempa untuk memastikan semua anggota keluarga atau rekan kerja tahu apa yang harus dilakukan saat gempa terjadi.
- Mengikuti informasi resmi: Selalu mengikuti informasi dari BMKG atau instansi terkait mengenai potensi gempa dan langkah-langkah yang harus diambil.
Kesimpulan
Gempa yang terjadi pada Sabtu, 17 Mei 2025, di Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Sumbawa mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Meskipun kedua gempa tersebut tidak menimbulkan kerusakan atau korban jiwa, peristiwa ini menunjukkan bahwa Indonesia tetap berada di jalur rawan gempa bumi. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk selalu waspada dan mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terjadinya gempa bumi di masa depan.
Kabupaten Jayapura, Papua, dengan magnitudo 3,6 pada pagi hari. Gempa kedua terjadi di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, dengan magnitudo 4,4 pada siang hari. Beruntung, kedua gempa tersebut tidak berpotensi tsunami dan tidak menimbulkan kerusakan signifikan.
Indonesia terletak di kawasan Cincin Api Pasifik, yang merupakan jalur aktivitas seismik paling aktif di dunia. Hal ini menjadikan Indonesia rawan terhadap berbagai bencana alam, termasuk gempa bumi. Menurut BMKG, Indonesia memiliki sekitar 295 sesar aktif yang tersebar dari Pulau Sumatera hingga Pulau Papua. Aktivitas sesar-sesar ini menjadi penyebab utama terjadinya gempa bumi di Indonesia.
Selain itu, Indonesia juga berada di pertemuan tiga lempeng tektonik utama, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Interaksi antar lempeng ini menyebabkan terjadinya aktivitas seismik yang dapat memicu gempa bumi.
Baca Juga : Kumpulan Hoaks Catut Nama Inul Daratista, Simak Faktanya